Thursday, February 28, 2008

saracen

PANSER Saracen adalah kendaraan tempur enam roda buatan Inggris dan merupakan bagian dari panser seri FV600. Panser yang masuk ke Indonesia pada awal tahun 1960 ini mulai diproduksi seusai Perang Dunia Kedua. Panser Saracen mampu membawa dua awak dan sepuluh penumpang. Dalam kondisi prima, kecepatan maksimal panser Saracen dapat mencapai 72 kilometer per jam di jalan raya.

Namun, kondisi seperti dimaksudkan ketika diproduksi tidak lagi terdapat pada panser yang mengalami musibah yang menewaskan kamerawan Indosiar, Arie Wailan Orah, Rabu lalu. Sejumlah modifikasi mesin dan interior telah dilakukan karena minimnya anggaran untuk pembelian peralatan tempur baru.

Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Darat (AD) menyiasatinya dengan perawatan rutin dan repowering sebelum diterjunkan untuk operasi militer di Aceh. "Dari peralatan tempur yang kami punya, seperti panser, yang tidak bisa kami deteksi adalah metal aging process (proses penuaan logam). Itu di luar kemampuan kami," ujar Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AD Brigadir Jenderal Ratyono.

Kondisi panser Saracen yang mengalami musibah merupakan cermin dari kondisi peralatan tempur yang saat ini dimiliki TNI. "Anggota DPR seharusnya memahami kondisi peralatan tempur kita yang sangat tua. Kita tidak bisa berbuat banyak. Yang bisa kita perbuat adalah melakukan sejumlah perbaikan dari peralatan yang sudah tua tanpa mampu membeli yang baru. Kita tidak punya uang. Anggaran untuk peralatan tempur sangat kecil. Musibah ini adalah cerminan dari kondisi peralatan tempur yang kita miliki," ujar Ratyono.

Ia mengakui, beberapa tahun terakhir memang ada pembelian peralatan tempur modern, seperti tank jenis Scorpion buatan Inggris. Namun, persentasenya sangat kecil dari total peralatan tempur TNI AD. Untuk angkatan lain, sejumlah peralatan tempur dikanibalisasi guna mendukung peralatan tempur yang lain agar bisa digunakan.

Selama ini, pihak TNI tidak dapat berbuat banyak mengenai perawatan peralatan tempur. Dukungan dana untuk perawatan sangat minim. "Saya tidak ingat angka persisnya. Tetapi, sebagai gambaran, jika sebuah kendaraan memiliki empat roda untuk operasional, dukungan pendanaan pemerintah hanya untuk satu roda," kata Ratyono lagi.

inu

No comments: