APA yang terjadi dalam sepekan terakhir di Blora Center bisa jadi membenarkan keluhan sejumlah kalangan yang mengaku kesulitan berkomunikasi dengan calon presiden dari Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Begitu Letnan Jenderal (Purn) Sudi Silalahi membuka Blora Center yang didedikasikan untuk kepentingan pemenangan Yudhoyono, deras mengalir deklarasi dari berbagai kalangan mendukung Yudhoyono. Blora Center menjadi pusat penguatan citra dan dukungan bagi Yudhoyono. Sebelumnya, penguatan citra dan dukungan tersebar di sejumlah tempat, yang tentu saja jauh dari jangkauan pemberitaan media massa.
Dengan moto "The Friendly Home for The Press" Blora Center yang merupakan markas McLeader (perusahaan konsultan manajemen kampanye) memang tampak berupaya "memanjakan" wartawan. Sehari sebelum kegiatan digelar, staf Blora Center mengirim undangan ke redaksi media massa. Menjelang pelaksanaan kegiatan, seorang staf bersuara sopran biasanya menelepon wartawan untuk konfirmasi kehadiran atau mengingatkan saja.
Letak Blora Center di Teluk Betung 25, Menteng, Jakarta, merupakan pilihan strategis. Posisinya di pusat kota, tetapi jauh dari hiruk pikuk lalu lintas, memudahkan wartawan mencapainya. Tiba di Blora Center yang tampak seperti rumah singgah, wartawan langsung disambut penerima tamu yang ramah mempersilakan masuk. Di dalam ruangan berpendingin ruangan, tersedia sejumlah koran, buku, dan sofa empuk tempat baca.
Di samping ruang baca ditempel papan putih berisi kegiatan Yudhoyono dan Blora Center sehari penuh. Pertanyaan di mana Yudhoyono hari ini langsung terjawab dengan membaca tulisan di papan putih. Apa yang dilakukan Blora Center ini merupakan aktivitas utama untuk wartawan, melayani keutuhan informasi seputar Yudhoyono.
Untuk kegiatan, terdapat sebuah ruangan terbuka dengan sistem suara baik yang membuat wartawan tidak harus terpaku dalam mengikutinya. Di ruang kegiatan ini disediakan fasilitas teleconference untuk berkomunikasi langsung jarak jauh dengan Yudhoyono jika dirasa mendesak. Fasilitas teleconference yang menjadi andalan Blora Center telah digunakan ketika Yudhoyono berdialog dengan sivitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB).
Seusai sebuah kegiatan, wartawan tidak perlu merasa tergesa-gesa kembali ke kantor membuat berita. Blora Center menyediakan dua unit komputer yang tersambung jaringan internet. Membutuhkan "pancingan" sebelum membuat berita atau hendak melanjutkan diskusi santai, disediakan softdrink, makanan kecil, dan tempat diskusi.
Tidak heran, ketika kegiatan selesai digelar, wartawan masih berkerumun menikmati fasilitas gratis di "rumah singgah" ini. Dengan segala fasilitas yang "memanjakan", Blora Center tidak pernah sepi, bahkan ketika tidak ada kegiatan apa pun.
Keramaian Blora Center yang di-setting secara baik lantas dijadikan sarana menyebar informasi mengenai Yudhoyono dalam upayanya memenangi pemilihan umum presiden putaran kedua. Karena hal-hal ini, penguatan citra dan dukungan untuk Yudhoyono mendapatkan sarana ampuhnya: media massa. Kesan Yudhoyono yang jauh dari jangkauan media massa luntur karenanya. Blora Center menjelma menjadi sarana efektif untuk mendekatkan media massa kepada Yudhoyono.
Keberadaan Blora Center membuat beban sejumlah lembaga serupa yang didirikan untuk Yudhoyono menyusut atau bahkan tidak lagi terdengar perannya. Terfokusnya sumber informasi mampu menghindari kerancuan dan simpang siur informasi yang umumnya justru kontraproduktif bagi upaya penguatan citra dan dukungan bagi Yudhoyono.
inu
Tuesday, March 18, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment