Setelah mendapat dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera, calon presiden dari Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, mendapatkan dukungan pribadi dari Abdurrahman Wahid, Ketua Umum Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa. Gus Dur mengaku mengagumi dan menghargai Yudhoyono dan berharap hubungan baik terus dipupuk. Untuk menjaga hubungan baik, Gus Dur meminta putrinya, Yenny Abdurrahman Wahid, dilibatkan dalam kampanye-kampanye Yudhoyono.
Gus Dur bertemu Yudhoyono di Hotel Regent, Sabtu (28/8) sore. Dalam pertemuan tersebut, Gus Dur didampingi putrinya, Yenny, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Alwi Shihab. Yudhoyono didampingi beberapa anggota tim suksesnya, yaitu Rahmat Witoelar, Heru Lelono, dan Suko Sudarso. Sebelum pertemuan bersama, secara khusus Gus Dur berbincang dengan Yudhoyono secara tertutup.
Beberapa hari sebelumnya Gus Dur juga bertemu Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Ciganjur, dan sempat berziarah bersama ke Blitar. Kepada pers seusai pertemuan, Gus Dur mengatakan, "Beberapa hari lalu saya jalan-jalan dengan Pak Bambang di Green Garden. Waktu itu enggak pakai bicara-bicara. Sekarang saya ke sini untuk bicara dengan Pak Bambang mengenai kampanye yang lalu. Selanjutnya, hubungan baik ini ingin kita pupuk terus dan lanjutkan. Yenny pernah ikut kampanye di Batang dan akan terus ikut (kampanye Yudhoyono)."
Meskipun telah memiliki hubungan baik dengan Yudhoyono sejak lama, Gus Dur mengaku kagum dengan Yudhoyono ketika masa kampanye pemilihan umum presiden putaran pertama. Menurut Gus Dur, kampanye Yudhoyono adalah kampanye paling sopan dibandingkan dengan kampanye kandidat lain yang tidak diketahuinya.
Terkait dengan dilibatkannya dirinya dalam kampanye Yudhoyono, Yenny mengaku belum dibahas secara teknis. Ia mengaku dirinya hanya diminta menjadi penghubung komunikasi politik antara Gus Dur dengan Yudhoyono. "Secara teknis saya belum tahu bentuk keterlibatannya. Soal konsesi politik dalam kabinet, biar Pak SBY dan Gus Dur saja yang bicara sendiri untuk menghindari calo-calo yang tidak jelas," ujarnya.
Dalam jumpa pers, Gus Dur mengemukakan tidak ada komitmen yang dibuat antara dirinya dengan Yudhoyono. Ketika ditanya apakah kedatangannya merupakan wujud dukungan politiknya dan PKB kepada Yudhoyono, Gus Dur berujar, "Harus dibedakan antara pendapat pribadi dan pendapat institusi. Secara pribadi, saya kagum dan menghargai Pak Bambang. Sementara secara institusi, PKB masih mengadakan Mukernas akhir bulan ini. Secara pribadi ya," ujarnya.
Ketika ditanya komentarnya mengenai Koalisi Kebangsaan, Gus Dur berujar, "Saya tidak akan memberi komentar kecuali pertanyaan. Itu Koalisi Kebangsaan atau Koalisi Imajiner? Karena kalau Koalisi Kebangsaan kok ngomongnya ngalor-ngidul. Bang Akbar ngomong begitu, Mega ngomong begini dan ada Hamzah Haz ngomong lain lagi. Koalisi dibikin simple saja lah."
Seusai Gus Dur memberikan keterangan, Yudhoyono mengemukakan bahwa pertemuan dengan Gus Dur merupakan rangkaian pertemuan sebelumnya. Yudhoyono mengulang beberapa penjelasan Gus Dur mengenai adanya keinginan Gus Dur agar kerja sama dan komunikasi dapat berlanjut dan dititipkannya Yenny kepadanya. Meskipun keputusan PKB masih menunggu Mukernas, 31 Agustus 2004, Yudhoyono yang sempat berbincang dengan Alwi Shihab mengemukakan bahwa komunikasi yang terjalin dengan PKB selama ini cukup konstruktif.
"Kebersamaan tidak boleh diawali dengan dapat apa. Itu tidak akan kokoh sebagai dasar. Kebersamaan harus didasari komitmen untuk bersama-sama setelah 20 September 2004 jika saya terpilih. Oleh PKB hal itu ditanggapi positif," paparnya.
Sabtu sore dideklarasikan Koalisi Kerakyatan. Koordinator Koalisi Kerakyatan Jumhur Hidayat mengemukakan, koalisi yang digalangnya bertujuan menjaga kedaulatan rakyat agar tidak lagi diselewengkan para elite politik.
inu
Tuesday, March 18, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment