CALON presiden dari Partai Demokrat Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono membuka dialog dengan pengeras suara. "Tolong sampaikan apa yang bapak dan ibu harapkan. Sebab jika Insya Allah saya terpilih, saya akan memperjuangkannya. Tolong sampaikan secara terbuka, terus terang, dan tidak usah takut mengenai harapan bapak dan ibu kepada pemerintah."
Mendengar suara sosok yang selama ini hanya didengar lewat berita televisi dan radio, warga Cikeas Udik yang berkerumun terperangah dan saling melihat ke kanan dan ke kiri. Pak Mayar (80), petani penggarap miskin yang didatangi Yudhoyono dengan mobil mewah masih melongo tidak percaya dengan apa yang tengah terjadi dihalaman rumahnya yang berlantai tanah.
Mengekspresikan kegembiraan, H Hasan Ma'ruf, yang duduk mendampingi Pak Mayar segera berujar, "Wah seperti ada bidadari turun dari khayangan. Jangankan calon presiden, calon kepala desa saja tidak pernah ada yang mendatangi kami seperti ini."
Ekspresi kegembiraan ini lantas disambut tepuk tangan meriah dan teriakan histeris ibu-ibu yang datang berduyun-duyun meninggalkan pekerjaan dapur dan umumnya masih menggendong anak bayinya.
Setelah terperangah, harapan dan keluhan warga Cikeas Udik yang terletak sekitar tiga kilometer dari rumah Yudhoyono di Puri Cikeas dikemukakan. Apa yang dikeluhkan tetangganya itu antara lain perubahan nasib mayoritas warga yang semula menjadi pemilik lahan luas menjadi petani penggarap seperti Pak Mayar, mahalnya biaya pendidikan, pengangguran, kesehatan, dan kesulitan, serta beban hidup yang terus saja bertambah.
Pak Mayar yang dalam pertemuan dengan Yudhoyono itu dijemput oleh Lalam, tetangganya, dari ladang tempatnya sedang menanam kunyit, serai, dan lengkuas mengemukakan, sebelumnya dirinya memiliki berhektar-hektar lahan di Cikeas. "Sekarang saya hanya punya tanah 500 meter untuk rumah. Berhektar-hektar tanah saya jual ke PT (pengembang/perusahaan). Sekarang saya menggarap tanah saya yang sudah bukan milik saya itu setiap hari," ujar Mayar yang tampak gembira karena Yudhoyono berjanji segera memasang listrik di rumahnya.
Yudhoyono yang mengaku datang mendadak mengunjungi Pak Mayar untuk mendengar suara rakyat selama pertemuan mengangguk-anggukkan kepala sambil mengungkapkan keprihatinannya. Saat ditanya mengenai terjualnya hampir semua tanah rakyat tetapi beban pajak masih diberikan kepada rakyat, Yudhoyono meminta agar hal itu diselesaikan dengan pemilik tanah sekarang dan dengan bantuan pemerintah daerah.
Usai berdialog dengan tetangganya, Yudhoyono menggelar jumpa pers di pendopo rumahnya yang luasnya mencapai 3.000 meter. "Perlunya perbaikan pelayanan kepada publik dan pembenahan program kependudukan atau keluarga berencana agar tidak terjadi ledakan penduduk," paparnya.
Sebelum meninggalkan tetangganya dengan janji, Yudhoyono menciumi anak-anak. Melihat kejadian itu, ibu-ibu pun histeris berdesakan mengantre membawa anaknya.
inu
Tuesday, March 18, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment