UNTUK yang sangat berhobi, mungkin akan sangat mengasyikkan. Memilah-milah ribuan keping kertas berukuran hampir sama, memadu-padankan ribuan keping kertas berbentuk, bermotif, dan berwarna serupa itu di atas sebuah alas hingga tersusun bentuk seperti model yang ada.
NAMUN, untuk yang tidak terlalu berhobi, jangankan memilah-milah lalu memadupadankannya, melihat ribuan keping kertas berserakan saja sudah membuat kepala pusing. "Karena itu, setelah sekian lama mencoba dan tidak juga tersusun bentuk seperti yang diharapkan, banyak yang menyerah dan datang ke sini untuk minta disusunkan sesuai dengan model gambar yang ada," ujar Jojo (24).
Pemuda asal Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang menekuni pekerjaan sambilan sebagai penyusun jigsaw puzzle ini menuturkan, memang tidak mudah untuk dapat menyusun ribuan keping kertas berukuran sekitar satu centimeter persegi dengan saling mengkaitkannya. Selain ketekunan dan kesabaran, seorang yang sudah berniat menyusun ribuan keping jigsaw puzzle harus segera mengusir perasaan putus asa yang tiba-tiba muncul.
"Ingin belajar ketelatenan dan kesabaran, menyusun ribuan keping kertas berukuran hampir sama ini adalah sarananya," katanya sambil terus asyik memadupadankan satu gugus jigsaw puzzle seri Museum Vatikan pesanan seorang dari Surabaya, di Gerai Hobbies, Tunjungan Plasa, Surabaya. Pesanan yang dikerjakannya sejak dua minggu terakhir itu sudah sekitar 40 persen tersusun.
Jigsaw puzzle yang menampilkan adikarya Leonardo da Vinci yang diimpor dari Jepang itu termasuk kategori sulit karena jumlahnya lebih dari 5.000 keping yang tercampur-baur dalam kardus tanpa dipisah berdasarkan gugus-gusus tertentu. Untuk model seperti ini, tahap pertama yang harus dilakukan adalah memilah ribuan keping jigsaw puzzle tersebut menurut warna, bentuk, dan motifnya.
Setelah terpilah, akan lebih membantu jika penyusunan dilakukan mulai dari tepi karena bentuk kepingannya berbeda. Setelah bagian tepi yang sekaligus berfungsi sebagai pembatas tersebut tersusun, mulailah memadu-padankan gugus kepingan jigsaw puzzle yang warnannya kontras. "Untuk pemula, tips semacam ini penting agar mereka tidak lekas putus asa pada awal penyusunan," jelas Jojo.
TERDAPAT berbagai jenis jigsaw puzzle dengan beragam tingkat kesulitan. Di gerai khusus jigsaw puzzle, satu-satunya di Jawa Timur (Jatim) yang setiap hari ditungguinya, setidaknya ada enam jenis jigsaw puzzle, yaitu jenis standar, hologram, metalik, milenium, glow in the dark, dan tiga dimensi. Tingkat kesulitan tiap jenis bergantung pada jumlah kepingannya. Makin banyak jumlah kepingannya, makin tinggi tingkat kesulitannya.
"Kami memiliki koleksi edisi khusus The Last Supper dengan jumlah kepingan 10.292 untuk satu bentuk. Jika selesai disusun, ukurannya mencapai 147 x 216 centimeter. Seperti koleksi ini, untuk jumlah kepingan besar, umumnya merupakan bentuk atau gambar-gambar klasik karya seniman kelas dunia seperti Leonardo da Vinci dan Piere Auguste Renoir," ujar Jojo yang pernah menyusun satu jigsaw puzzle berjumlah lebih dari 13.000 keping.
Namun, untuk jumlah kepingan tersebut, penyusunannya justru lebih mudah jika dibandingakan dengan jumlah kepingan di bawahnya, yaitu 5.000 keping. Ini bisa terjadi karena untuk jumlah kepingan di atas 5.000, setiap bagian sudah dipisahkan berdasarkan gugus per 2.000 keping. "Untuk yang 5.000, kepingannya campur-baur jadi satu dan harus dipisah-pisahkan terlebih dahulu," katanya.
Dari semua produsen jigsaw puzzle, terdapat dua negara produsen yang produknya sangat terkenal dan digemari, yaitu Clementoni dari Italia dan Kagaya dari Jepang. Namun, dari kedua produsen yang sama-sama mengeluarkan karya-karya klasik seniman kelas dunia tersebut, produk Jepang lebih banyak digemari karena mutunya lebih baik. "Warnanya lebih berkilau dan akan lebih berkilau lagi setelah diolesi gel yang terdapat dalam paket tersebut," papar Jojo.
Selain itu, produk Jepang ini juga memberikan kartu garansi jika beberapa keping jigsaw puzzle yang telah dibeli dan hendak disusun hilang. Sementara produk Italia, selain tidak memberikan kartu garansi, lemnya adalah serbuk yang harus dicampur air panas terlebih dahulu. Kalau pencampuran serbuknya tidak merata, hasil akhirnya kurang optimal.
Selain produk serial karya klasik seniman kelas dunia, cukup banyak juga jigsaw puzzle serial Disney World. Jenis ini lebih banyak digemari anak-anak dan remaja karena karakter tokoh yang dijadikan model cukup dikenal seperti Donald Duck dan Mickey Mouse. Penyusunannya juga lebih mudah lantaran warnanya kontras dan ukuran potongan tiap kepingnya lebih besar.
"Anak usia tiga tahun pun bisa dilatih ketelitian dan ketekunannya dengan serial Disney yang sederhana ini," ujar Jojo sambil menunjukkan karya seorang anak yang terdiri dari 1.000 keping jigsaw puzzle bergambar Donald Duck untuk dibingkai yang diselesaikan hanya dalam empat hari.
MESKIPUN akan lebih puas jika mampu menyusun ribuan keping jigsaw puzzle sendiri, namun untuk para pemula memang tidak akan mudah mengerjakannya sendiri. Karena itu, setelah dibeli dengan harga jutaan rupiah per paket, jika mengalami kesulitan dalam penyusunan, gerai yang merupakan cabang gerai serupa di Jakarta ini menerima pekerjaan menyelesaikan penyusunan jigsaw puzzle.
Untuk ongkos penyusunannya pun beragam, tergantung jumlah kepingnya. Untuk jumlah kurang dari 950 keping, ongkosnya Rp Rp 80.000. Sedangkan untuk paket berisi lebih dari 10.000 keping, ongkosnya mencapai Rp 1.250.000. "Lumayan untuk tambahan sekaligus mengisi waktu kosong saat menjaga gerai yang tidak selalu ramai pengunjung," ujar Jojo yang mungkin adalah satu-satunya pemuda di Jatim yang menekuni pekerjaan sebagai penyusun jigsaw puzzle.
Karena hobi juga? "Bukan. Pekerjaan sampingan ini saya tekuni untuk mengisi waktu selama menjaga gerai. Tetapi, karena hampir setiap hari bergulat dengan ribuan keping jigsaw puzzle tersebut, lama-kelamaan pekerjaan sampingan ini jadi semacam hobi yang menyenangkan juga," tutur pemuda yang mengaku hanya lulusan sekolah menengah atas di Semarang ini.
inu
Sunday, February 24, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment