GAMBARAN keangkeran gedung wakil rakyat terasa luntur sejak reformasi diusung dan diteriakkan oleh puluhan ribu mahasiswa. Pendudukan Gedung DPR oleh mahasiswa sebagai puncak perjuangan reformasi tahun 1998 lalu menjadi momentum tumbangnya keangkeran gedung itu. Tidak hanya di tingkat pusat, keangkeran gedung itu pun runtuh di tingkat provinsi dan kabupaten.
Runtuhnya keangkeran itu, begitu terasa di Gedung DPRD Jawa Timur. Setiap hari, ratusan "rakyat" datang ke gedung yang terletak di Jalan Indrapura, Surabaya itu. Namun, keterbukaan itu saat ini mulai memunculkan keluhan. Sejumlah anggota DPRD Jatim mulai risi dengan banyaknya orang yang lalu lalang tanpa kepentingan yang terkait dengan lembaga DPRD sebagai penyerap aspirasi rakyat.
Apa pasal? Dalam bulan-bulan terakhir ini, setiap hari, Gedung DPRD Jatim marak oleh aktivitas bisnis yang umumnya dijalankan oleh perempuan berwajah cantik, berpenampilan menarik, dan tentu saja wangi. Mulai dari kredit mobil tanpa agunan, tawaran beragam jenis asuransi, jasa travel, hingga menjual voucher pulsa isi ulang. Tidak hanya itu, belakangan ini, beragam jenis suplemen dan obat kuat pun mulai diperdagangkan di DPRD Jatim.
"Tidak hanya sekali mereka menawarkan beragam jenis obat kuat ke sini yang kadang membuat kami risi. Mana yang menawarkan biasanya cantik-cantik. Terus terang saya merasa terganggu. Lagipula ini kan masalah privasi," kata Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) DPRD Jatim Fathorrasid, Kamis (26/9).
Tidak hanya perkara apa yang ditawarkan yang dipermasalahkan oleh anggota DPRD, tetapi juga cara menawarkan barang dagangannya itu. Pernah suatu kali, ruangan Komisi B (perekonomian) DPRD Jatim didatangi seorang dari sebuah agen travel. "Pakaiannya minim dan tanpa permisi, ia nyelonong saja masuk. Padahal saat itu saya sedang menerima tamu seorang kiai," ucap anggota Komisi B HM Buchori.
Karena makin semrawutnya Gedung DPRD Jatim dengan bebas keluar masuknya orang dengan kepentingan yang tidak ada sangkut-pautnya dengan tugas DPRD menyerap aspirasi rakyat membuat Buchori bersuara lantang, "Semua ini terjadi karena pimpinan DPRD Jatim tidak becus dan tidak tegas dalam menerapkan prosedur yang sudah ada."
Sejumlah anggota DPRD tidak keberatan gedung berhawa sejuk itu ramai didatangi rakyat yang diwakilinya. Namun, prosedur dan kepentingannya harus jelas. "Jangan setiap orang bisa dengan bebas berkeliaran dari satu ruang ke ruang lain untuk menawarkan barang dagangannya," kata Buchori yang merasa sangat terganggu.
Anggota Fraksi Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P) ini tidak membantah bahwa ada anggota DPRD Jatim yang kemudian merespons tawaran para pedagang itu. Namun, apa pun alasannya, hal itu tidak bisa dibenarkan dan tidak bisa dibiarkan terus-menerus. "Pimpinan DPRD Jatim harus mengambil tindakan tegas agar hal ini tidak makin meresahkan," ujarnya.
Meski kecaman yang muncul karena keresahan sudah disuarakan, kenyataannya, jumlah pedagang aneka raga kebutuhan mulai dari kredit mobil hingga obat kuat di DPRD Jatim tidak juga surut. Beberapa dari mereka yang ditanya mengaku pasar di Gedung DPRD cukup potensial dan menjanjikan untuk digarap.
"Semula, saat akan menembus pasar di DPRD kami juga takut. Namun, setelah mencoba menerobos dan mendapat respons bagus, kami beranikan diri untuk mengelola pasar potensial ini," ujar seorang berwajah ayu dan wangi sambil berlalu menuju ruang salah satu fraksi membawa beragam suplemen untuk meningkatkan vitalitas tubuh.
inu
Sunday, February 24, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment