SEPERTI sudah diduga dan dianalisa sebelumnya, sebagian besar suara alumni Cilangkap dan anggota keluarga besarnya memberikan dukungan kepada calon presiden dari Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan calon wakil presiden Jusuf Kalla. Tidak heran jika pasangan yang juga dicalonkan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Bulan Bintang (PBB) ini dielu-elukan saat penghitungan suara di tempat pemungutan suara mereka.
HIDUP SBY! Hidup JK! Bersama kita bisa!" Begitu salah satu teriakan massa seperti paduan suara yang menggema dari TPS-TPS yang terletak di lingkungan tentara. Di sebagian besar TPS di Kelurahan Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, misalnya, teriakan massa yang terlihat bergembira itu menggema di 100 TPS dari 103 TPS yang ada di sekitar Kompleks Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu. Di 100 TPS tersebut, Yudhoyono menang mutlak meninggalkan pesaing terdekatnya Amien Rais-Siswono Yudo Husodo yang hanya mampu menang di tiga TPS.
Gema teriakan massa menyambut kemenangan pasangan Yudhoyono-Jusuf Kalla saat penghitungan suara di TPS bergema juga di hampir seluruh lingkungan tentara yang ada di Jakarta. Seperti di Cijantung, kemenangan mutlak pasangan purnawirawan jenderal dan pengusaha ini juga dirayakan secara meriah dengan sorak-sorai di kawasan perumahan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (TNI AD), kawasan Halim Perdana Kusuma (TNI AU), dan kawasan Sunter-Kodamar (TNI AL).
"Sudah kami duga dan perkirakan sebelumnya mengenai besarnya dukungan keluarga besar TNI kepada pasangan Yudhoyono-Kalla. Keyakinan kami akan dukungan suara keluarga besar TNI menguat ketika kami menggelar kampanye rapat umum mengakhiri masa kampanye Yudhoyono-Kalla di Gelanggang Olahraga Bung Karno, 27 Juni 2004 lalu. Lima tribun yang kami sediakan untuk keluarga besar TNI di Jakarta penuh bahkan sejak pukul 09.00. Sejak itu kami menjadi semakin yakin akan besarnya dukungan mereka," ujar anggota seksi pengumpulan dan pengolahan data Tim Kampanye Nasional SBY-JK Zainal H Yusuf, di Jakarta, Kamis (8/7).
Meskipun mengaku terkejut dengan dukungan besar keluarga besar Cilangkap dan alumninya, Zainal mengaku suara yang diperoleh pasangan Yudhoyono-Kalla di kantong tentara telah terpetakan sebelumnya. Memetakan dan memprediksi arah pilihan politik tentara menurut Ketua Bidang Organisasi PKPI ini lebih mudah karena kultur komando, disiplin tinggi, dan kepastian data anggota.
Ditanya kenapa antusiasme keluarga besar tentara kepada pasangan Yudhoyono-Kalla begitu tinggi, Zainal mengangkat tangan tanda tidak tahu secara pasti. Namun, berdasarkan pengalamannya sebagai anak kolong, Zainal berujar, "Kami sebagai anak tentara sejak kecil mendambakan pemimpin yang gagah dan kuat. Kegagahan kami temukan pada sosok tentara. Karena itu, omong kosong jika anak tentara tidak mengharapkan tentara menjadi presiden."
Ditanya lebih lanjut mengapa di antara tiga figur purnawirawan jenderal yang maju ke muka pilihan lebih banyak dijatuhkan kepada Yudhoyono, Zainal kembali berujar, "Selain mendambakan pemimpin yang kuat dan gagah, kami juga mengidam-idamkan pulihnya kembali citra tentara. Kami anggota keluarga besar tentara melihat Yudhoyono dapat memulihkan kembali citra tentara karena sedikitnya masalah di sekitarnya jika dibandingkan dengan Wiranto."
MENURUT analisa dan hitungan Tim Kampanye Nasional SBY-JK, dibandingkan dengan partai politik, organisasi keluarga besar tentara dilihat lebih efektif menjadi "mesin politik". Dengan jumlah purnawirawan beserta anggota keluarganya yang mencapai lebih dari 12 juta, dapat dibayangkan berapa suara yang dapat diperoleh jika potensi tersebut dimanfaatkan secara tepat. "Dalam menggarap besarnya potensi suara keluarga besar tentara, kami juga mempertimbangkan efek dominonya. Umumnya purnawirawan apa pun pangkat terakhirnya tetap menjadi komandan di lingkungan tempat tinggalnya," ujarnya.
Karena itu, pernyataan resmi dari Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI (Pepabri) untuk mendukung calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wiranto lantas ditindaklanjuti dengan upaya pendekatan door to door. Untuk melipatgandakan upaya itu, seminggu setelah PKPI mencalonkan Yudhoyono-Kalla, jaringan anggota keluarga besar tentara yang telah terbentuk dan berjalan efektif di PKPI digerakkan.
Jaringan anggota keluarga besar tentara di PKPI ditampung dalam Barisan Muda PKPI yang didalamnya masuk Pemuda Panca Marga dan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI (FKPPI). "Setelah PKPI mencalonkan Yudhoyono, jaringan FKPPI dan PPM bergerak. Dengan bergeraknya jaringan ini, tergaraplah potensi besar suara keluarga tentara," ujar Zainal yang juga Ketua Bidang Organisasi PKPI.
EFEKTIVITAS upaya penggalangan keluarga tentara oleh jaringan yang mereka miliki terbukti secara nyata di sejumlah kompleks tentara dan Polri di Jakarta. Dari 128 kompleks tentara yang ada di Jakarta, menurut catatan Zainal, setidaknya ada 80 kompleks yang dimenangkan Yudhoyono. Kemenangan itu merata di seluruh angkatan baik Kompleks TNI AD, TNI AU, maupun TNI AL.
Sebagai contoh di Kelurahan Cijantung, tempat bertebarannya kompleks perumahan TNI AD. Di kelurahan ini, pasangan Yudhoyono-Kalla menang telak. Dari 103 TPS dengan 22.833 suara pemilih yang dinyatakan sah di kelurahan itu, Yudhoyono menang di 100 TPS memperoleh 10.106 suara. Menyusul di urutan kedua pasangan Amien Rais-Siswono Yudo Husodo dengan 6.396 suara.
Calon presiden lain yang juga purnawirawan jenderal, Wiranto, yang berpasangan dengan Salahuddin Wahid, berada di urutan keempat dengan perolehan 2.255 suara di bawah perolehan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi yang memperoleh 3.806 suara. Di kompleks tentara, pilihan memang cuma dua yaitu kalau tidak Yudhoyono maka Wiranto. Kandidat lain tampak hanya sebagai penggembira saja karena hanya mendapat suara belasan saja per TPS yang rata-rata memiliki pemilih 200 orang.
Contoh perolehan suara Yudhoyono-Kalla di lingkungan perumahan tentara di Jakarta menguatkan anggapan sebelumnya mengenai besarnya dukungan anggota keluarga besar tentara kepada Yudhoyono. Di pundak Yudhoyono, keluarga besar anggota tentara menyerahkan harapan pulihnya citra tentara yang menjadi bulan-bulanan reformasi. Yudhoyono lebih dipercaya karena dinilai tidak banyak bermasalah dibanding calon tentara lainnya.
Sekali tentara tetap tentara!
inu
Friday, March 14, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment