LELAH dan jenuh juga rasanya mengujarkan materi kampanye yang sama secara berulang-ulang dan terus-menerus. Tidak hanya di panggung kampanye terbuka, dalam kesempatan dialog tertutup dengan peserta terbatas dan ketika ditanya wartawan, jawaban calon presiden dan wakil presiden tetap sama saja. Bahkan untuk pertanyaan apa pun, seorang kandidat selalu menyelipkan kata akuntabel, transparan, dan sesuai prinsip demokrasi.
Setelah berbusa-busa memaparkan visi, misi, dan programnya di hadapan warga Papua di Hotel Serayu, Mimika, Papua, pekan lalu, Jusuf Kalla bertanya, "Sudah tahu gambar saya di surat suara? Nomor berapa?" Serentak peserta dialog tertutup yang kebanyakan merupakan perantau asal Sulawesi Selatan menjawab: "Empat! "
Hendak meyakinkan agar calon pemilihnya tidak salah mencoblos gambarnya, Kalla mendeskripsikan dirinya dengan Susilo Bambang Yudhoyono. "Benar, nomor empat. Yang satu tinggi besar, yang satu berkumis asal Bugis. Dari semua calon presiden dan wakil presiden, cuma saya yang berkumis. He-he-he..., jangan lupa ya. Yang satu ganteng, yang satu lagi berkumis. Dan berkumis, sudah pasti itu ganteng," ujar Kalla masih terkekeh dengan kumis tipisnya yang memutih.
Cerita perihal kumis ini membuat ibu-ibu meringis setelah jenuh mendengarkan paparan visi, misi, dan program yang sulit dicerna dan dibayangkan pelaksanaannya. Pak Kalla mesti tahu, banyak juga orang-orang yang gemes sama kumisnya karena itu mengingatkan pada seorang pemimpin yang sangat legendaris dengan kumis khasnya.
inu
Friday, March 14, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment