Monday, February 25, 2008

tunjungan

MALAM akhir pekan lalu di Plasa Tunjungan, Surabaya, berbeda dengan malam akhir pekan sebelumnya. Selain itu, di sejumlah ruas jalan yang memiliki akses langsung ke Jalan Basuki Rahmat terasa mencekam.

Keadaan ini terasa sejak Jumat malam lalu, terutama di Jalan Basuki Rahmat menuju Jalan Embong Malang yang merupakan jalan searah. Kesibukan kendaraan patroli, bukan hanya dari pihak kepolisian, tetapi juga dari TNI tampak semakin meningkat.

Akhir pekan lalu, kesibukan terlihat di tikungan menuju Jalan Basuki Rahmat dekat Patung Karapan Sapi, mobil patroli polisi yang parkir di situ tampak siaga. Pertanyaan ini menjadi semakin kuat, karena di mulut Jalan Kombes Duryat yang memotong Jalan Basuki Rahmat juga terlihat mobil patroli serupa dalam keadaan siaga. Ada apa?

Keheranan pengemudi yang melintasi Plasa Tunjungan, perbatasan Jalan Basuki Rahmat dan Embong Malang, semakin besar. Tepat di depan pos polisi Plasa Tunjungan, berderet menyita satu lajur jalan sejumlah kendaraan polisi dan marinir. Motor besar putih bertuliskan PM (Polisi Militer) juga ikut nongkrong di situ.

"Ada apa ini? Tidak seperti biasanya, banyak polisi disebar di jalan-jalan protokol dalam keadaan siaga. Selain itu, ada marinir di tengah-tengahnya. Apa Surabaya sudah tidak aman?" tanya Ian (21) usai memarkir motor ceper-nya di depan Gedung Negara Grahadi.

PERTANYAAN Ian kemudian jadi bahan obrolan seru sesama penggemar motor ceper yang setiap akhir pekan berkumpul dan berkonvoi di sekitar Plasa Tunjungan. "Mungkin mau ada perang," celetuk seorang dari mereka dengan muka serius lalu cengengesan.

Mau ada perang di Surabaya? Ditunggu sampai hari berganti dan selama dini hari, "perang" yang dikhawatirkan itu tidak terjadi. "Kami hanya melakukan upaya antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan saja. Setelah semua normal, pasukan ditarik kembali," kata Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Tegal Sari VT Tambunan. Setelah semua normal, pasukan ditarik kembali.

Seperti diberitakan, Jumat lalu sekitar pukul 02.15, belasan pria berambut cepak, berbadan tegap, dan bersenjata sangkur, menyerang pos polisi di Plasa Tunjungan. Kaca-kaca pos polisi itu dipecahkan, dan isinya diobrak-abrik.

Masing-masing kesatuan yang merasa terpojok dengan ciri-ciri gerombolan seperti dituturkan beberapa saksi yang kini diperiksa penyidik Polsek Tegal Sari, membantah anggotanya terlibat. Namun, pengamanan dan antisipasi yang tampak mencolok pada malam akhir pekan lalu menguatkan dugaan dan rumor yang beredar: serangan terhadap pos polisi dilakukan oleh tentara.

Karena negara ini tidak berdiri dan maju karena dugaan, isu, atau rumor, menguatnya dugaan itu hendaknya disikapi secara arif sambil menunggu proses hukum yang kini dijalani. Kita tunggu proses penyidikan yang dilakukan oleh polisi guna mengungkap aksi penyerangan ini.

Dengan adanya jaminan dari TNI AL dan TNI AD jika anggotanya ada yang terlibat akan ditindak tegas, maka untuk menyingkap kasus ini polisi mestinya tidak perlu sungkan, apalagi takut. Hukum harus ditegakkan.

MALAM Minggu makin larut. Obrolan ratusan anak muda yang terkelompok dalam sejumlah klub kendaraan dengan berbagai kekhasannya dimasuki tema suasana mencekam di seputar Plasa Tunjungan pada malam akhir pekan lalu.

Malam berganti pagi bersamaan dengan bergantinya sejumlah tema obrolan di antara anak muda yang terkelompok dalam sejumlah klub kendaraan itu. Secara berangsur-angsur ratusan anak muda ini pergi, dan kita berharap obrolan malam akhir pekan mendatang di seputar Plasa Tunjungan berganti: kasus penyerbuan pos kosong itu sudah terungkap.

inu

No comments: