Friday, February 22, 2008

kmhss

SEORANG petani naik ke panggung membawa pikulan dengan serumpun gabah dan buah kelapa di dua sisinya. Setelah memutar-mutar sambil diiringi alunan musik instrumen yang menggambarkan kedamaian sebuah desa, dua penjual jamu gendong turut bergabung di atas panggung.

Setelah itu, tukang balon, keluarga dengan satu anak, dua anak sekolah, dan pengusaha, berturut-turut naik juga ke panggung. Mereka saling berinteraksi satu sama lain. Petani membeli jamu, anak-anak membeli balon, dan sebagainya.

Tiba-tiba dalam suasana penuh damai di sebuah desa tersebut, bencana banjir datang yang dimulai dengan hujan lebat dan embusan angin kencang. "Banjir... banjir..., tanahnya longsor," teriak mereka sambil berkemas membawa barang yang bisa diselamatkan untuk mengungsi.

Setelah itu, dalam kesedihan dengan iringan musik instrumen, terdengar narasi: "Ibu Pertiwiku tertimpa bencana tiada hentinya dan menunggu uluran kasih Anda. Siapa pun Anda, apa usaha Anda, mari membantu korban bencana alam sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama."

Bersamaan dengan terdengarnya narasi tersebut, pundi-pundi dari dus yang dibalut kertas berwarna merah diedarkan di tengah-tengah sekitar 1.200 undangan yang hadir. Dan, satu persatu para undangan yang umumnya alumni eks-Khay Ming High School Surabaya (KMHSS) memasukkan uang ke dalam pundi-pundi tersebut.

Hasil kolekte untuk mereka yang terkena musibah ini lumayan. Setelah dihitung, dana yang terkumpul dalam acara Malam Dana Korban Banjir itu mencapai sekitar Rp 150 juta.

Secara simbolis, Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Tionghoa Surabaya Alim Markus yang sejak awal hadir dalam malam dana ini tidak mau ketinggalan. Konglomerat Jatim ini memberikan sumbangan Rp 10 juta kepada masyarakat korban banjir Situbondo yang diwakili oleh Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Tionghoa Situbondo Surya Harsono.

ITULAH acara puncak malam dana yang diselenggarakan alumni eks-KHMSS di Kowloon Palace Restoran, Rabu (27/2/2002) malam lalu. Semua dana yang terkumpul dari acara ini rencananya akan di sampaikan dalam bentuk bahan bangunan untuk membantu korban banjir yang rumahnya hancur di Situbondo.

"Sumbangan ini akan kami sampaikan dalam bentuk rumah jadi di Situbondo. Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan pemda untuk membangun rumah-rumah tersebut di tanah seluas empat hektar yang disediakan," ujar seorang wakil warga Situbondo yang hadir.

Sejak awal acara, suasana meriah dan semarak begitu terasa. Selain karena kehadiran sekitar 1.200 undangan, ruangan menjadi lebih meriah karena penataan lampu ruangan, acara hiburan, dan dekorasi yang didominasi warna merah dan emas.

Sebagai acara hiburan pembuka, tampil 12 perempuan menyuguhkan tarian untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek 2553 dengan judul "Poco Poco Persahabatan" diiringai beberapa lagu berbahasa Mandarin dan Jawa. Kesan persahabatan ditampilkan juga melalui pakaian yang dikenakan para penari, yaitu perpaduan antara pakaian tradisional Tionghoa berwarna merah dan pakaian tradisonal Jawa berupa kebaya.

Setelah itu, berturut-turut ditampilkan hiburan yang umumnya diisi oleh para alumni eks-KMHSS atau keluarga dekat mereka yang rutin setiap empat bulan mengadakan pertemuan dalam bentuk arisan. Acara malam dana ini terselenggara oleh mereka yang biasanya setiap empat bulan berkumpul dalam rangka Arisan Tali Asih untuk menjaga persaudaraan sesama alumni eks-KMHSS.

inu

No comments: