Friday, February 22, 2008

krayon

BERBEKAL krayon warna-warni, meja sebagai alas menggambar, dan beberapa lembar koran bekas untuk duduk, sekitar 1.400 murid taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) dari 16 Kecamatan di wilayah Kabupaten Gresik dengan wajah ceria dalam gandengan ibu atau guru mereka berduyun-duyun datang ke Alun-alun Kota Gresik, Selasa (25/6/2002) pagi.

Kontan saja, Alun-alun Kota Gresik yang pada hari biasa hanya dijadikan tempat berteduh beberapa pedagang minuman dan makanan atau mereka yang hendak berteduh dari panasnya Kota Gresik, pagi itu sekitar pukul 08.00 sudah padat dan riuh karena keceriaan anak-anak yang tidak bisa diam melihat tanah lapang. Bersama teman-temannya, mereka berlari ke sana kemari sebelum acara dimulai.

Begitu acara aneka lomba akan dimulai, dalam bimbingan orangtua dan beberapa guru yang menyertai, anak-anak mengambil posisi duduk berbaris rapi dengan alat gambarnya. Namun, selain menggambar dan juga mewarnai, ada beberapa lomba lain seperti senam berirama, menyanyi, melipat, menggunting, dan merekat, sandiwara boneka, boling, egrang, dan bakiak.

Aneka lomba ini terpadu dalam acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Anak Nasional yang diselenggarakan secara bersama oleh dua dinas dan dua organisasi di Kabupaten Gresik, yaitu Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI), dan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI).

"Selama tiga tahun terakhir kami menggabungkan dua peringatan tersebut karena kedekatan waktu dan kesamaan sasarannya, yaitu anak-anak," ujar Ketua GOPTKI Sri Rubiyati Gunawan.

Untuk tahun 2002 ini, sekitar 1.400 peserta terbagi dalam dua kategori lomba utama, yaitu lomba dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni dengan peserta 1.000 anak, dan lomba dalam rangka Hari Anak Nasional 23 Juli yang diikuti sekitar 400 anak.

Selain alasan praktis seperti disebut di atas, acara anak-anak yang juga melibatkan ratusan orangtua ini bukan tanpa alasan yang lebih mendasar. Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi Gresik yang sudah lebih awal menyelenggarakan acara serupa memiliki dasar pemikiran yang jauh ke depan.

"Pembangunan kesadaran, juga kesadaran lingkungan membutuhkan waktu yang panjang. Kami ingin menanamkan kesadaran itu sejak dini kepada anak-anak lewat aneka lomba yang kami adakan," ujar Kepala Sub-Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Gresik Adiana Setiawati.

Oleh karena itu, pelestarian lingkungan menjadi tema lomba mewarnai yang diikuti murid-murid TK dan lomba menggambar yang diikuti murid-murid SD. "Kalau buang sampah enggak boleh sembarangan. Enggak boleh di jalan seperti ini. Kasihan petugas kebersihan," tutur Firda Arvia (5) yang terus didampingi ibunya saat mewarnai.

Dengan penuh semangat dan ketelitian, bersama 15 temannya dari TK Muslimat 08 Lumpur, Gresik, Firda memilih-milih krayon untuk mewarnai langit yang masih polos berwarna putih. Ia mengambil krayon biru muda untuk memberi warna pada langit.

Ketika ditanya kenapa memilih warna biru, dengan polos-masih dalam bimbingan ibunya-Firda menjawab, "Biar udaranya enak, enggak panas kayak di sini."

SEDERHANA tampaknya. Tetapi, kesadaran yang tampaknya sederhana itu diyakini oleh penyelenggara acara akan membekas di benak dan akan terus terbawa oleh 1.400 anak yang penuh semangat mengikuti lomba hingga acara berakhir sekitar pukul 11.00.

Penanaman kesadaran sejak dini macam ini yang hendak diupayakan dengan acara yang sudah berjalan, dan akan diteruskan di tahun-tahun mendatang. "Selain untuk tujuan itu, acara ini dipakai sebagai ajang seleksi. Beberapa pemenang aneka lomba ini akan diikutkan dalam lomba tingkat Provinsi Jawa Timur menyambut perayaan Hari Anak Nasional 23 Juli mendatang," ujar Sri Rubiyati.

Perkara lingkungan dan juga upaya penyadaran kelestariannya, disadari oleh Adiana sebagai "barang mewah". Dan hal itu terasa makin mewah jika diwacanakan dan diupayakan di Indonesia yang sampai sekarang masih terseok-seok menata perekonomiannya yang morat-marit lantaran krisis.

Namun, dengan upaya yang dilakukan sejak dini kepada anak-anak setiap tahun lewat aneka lomba bertema lingkungan ini, "barang mewah" itu diharapkan akan "terbeli". Karena pada gilirannya, merekalah yang akan memiliki barang mewah itu di kelak kemudian hari. Semoga....

inu

No comments: