Friday, February 22, 2008

penjara

JANGAN sampai masuk penjara hanya untuk istirahat.
Demikian tekad Nurdin (25), narapidana (napi) Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tangerang.
Tekad itu membuat napi yang divonis 2,5 tahun ini tekun mengikuti kegiatan positif seperti pengajian yang diselenggarakan setiap Senin sampai Kamis pukul 09.00-11.00, di masjid yang ada di LP Tangerang.

Ketekunan dan kesadaran untuk berubah dengan mengikuti pengajian, membuat Nurdin terpilih mewakili LP Tangerang dalam kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), juga Lomba Adzan Antarwarga Binaan Lembaga Pemasyarakatan se-Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dan Tangerang. Acara yang diikuti 17 peserta ini, diselenggarakan di Masjid Baiturrahman di Kompleks LP Cipinang, sejak Rabu (5/12/2001) lalu.

"Saya tidak mengharapkan menang. Mewakili LP membaca ayat suci Al Quran dengan baju koko sudah membuat saya bangga," ujar Nurdin mantap. Meskipun awalnya sulit menerima kenyataan hidup sebagai napi di penjara, Nurdin akhirnya bersyukur karena di LP ia bisa fasih mengaji. "Waktu di luar, saya malah enggak pernah nyentuh Al Quran," kenang mantan pegawai Bank SGP (Sahid Gajah Perkasa) yang masuk penjara karena terlibat narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya).

NURDIN mungkin salah satu napi yang berhasil melakukan perubahan untuk hidupnya, dari balik jeruji penjara. Namun, lebih banyak napi yang tidak mampu dan tidak mau melakukan perubahan meskipun fasilitas untuknya tersedia.

Di LP Cipinang yang saat ini menampung 2.259 napi, misalnya, banyak napi yang masuk penjara hanya sekadar untuk "beristirahat" dari rutinitasnya melakukan tindak kriminal. "Banyak yang merasa nyaman di sini, sehingga bolak-balik hampir tiap tiga sampai empat bulan," ujar Dian (30), napi LP Cipinang yang divonis sembilan tahun penjara karena kasus narkoba.

LP Cipinang yang luas arealnya mencapai sembilan hektar, memiliki hampir semua fasilitas pendukung bagi napi untuk "beristirahat". Mau nonton telenovela dan sinetron bisa, putar film VCD ada sarana, mau ber-handphone ria oke-oke saja. Tentu saja, semua itu ilegal.

Untuk makanan, jika tidak suka dengan nasi cadongan atau nasi jatah dari LP, juga bisa pesan di toko. Di dalam LP Cipinang, terdapat toko kelontong yang menjual aneka barang dagangan, terutama bahan makanan, makanan instan, dan minuman. Pedagangnya adalah para napi yang bermodal. Bahkan, jika malam hari, roti bakar pun ada.

"Cipinang merupakan tempat terbaik untuk menjalani hukuman, apalagi kalau punya banyak duit," ujar Beni (20) yang tinggal menunggu dua bulan untuk bebas.

MESKIPUN demikian, Tashadin (22), napi yang terpilih mewakili LP Cipinang dalam lomba MTQ dan Adzan, memilih tekun menjalani pembinaan dibanding sekadar "beristirahat". Sama seperti Nurdin, ia tidak mau larut dalam masa lalunya dan ingin memulai hidup baru. "Saya sudah sadar dan mau berubah," ujar Tashadin yang dalam lomba itu menjadi juara kedua MTQ kategori dewasa putra.

Kesadaran Tashadin untuk berubah, membuat dia tekun mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan di LP Cipinang, setiap Senin sampai Kamis, yang diselenggarakan bersama Yayasan Al Azhar. Pria asal Serang, Banten, ini fasih membacaayat-ayat Al Quran justru karena tinggal di LP. "Saya bisa mengaji di sini," ujar Tashadin yang sudah masuk tahun keenam dari masa hukumannya selama 12 tahun, karena kasus pembunuhan.

Berbeda dengan Nurdin dan Tashadin yang fasih mengaji karena masuk LP, Yohana (25) sudah pandai mengaji sejak lama sebelum masuk LP. Karena itulah, ia dipilih mewakili rumah tahanan (Rutan) Pondok Bambu dalam lomba ini. "Dulu waktu SD dan SMP saya pernah ikut lomba kayak begini, dan pernah juara," kenang Yohana yang lima bulan lalu divonis enam tahun penjara karena kasus narkoba.

Penyesalan terdengar dari nada bicara wanita asal Surabaya ini. Karena itu, ketika diberi tahu akan ada lomba dan ditunjuk mewakili Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Yohana lalu bersedia dan dua hari berturut-turut tekun berlatih. Selain motivasi tersebut, keinginannya untuk sejenak merasa bebas juga mendorongnya bersedia ikut lomba. "Kalah tidak masalah, yang penting bisa bebas sebentar," ujar Yohana sambil memutar tasbih di tangannya.
Tujuh belas napi yang turut berpartisipasi, berasal dari lima LP dan dua Rutan. Yakni LP Cipinang, LP Wanita Dewasa Tangerang, LP Wanita Anak Tangerang, LP Pria Dewasa Tangerang, LP Pemuda Tangerang, serta Rutan Salemba, dan Rutan Pondok Bambu. LP Anak Pria Tangerang tidak mengirimkan wakilnya.

Masing-masing wakil LP dan Rutan dalam lomba ini, memang penggerak kegiatan keagamaan di tempat mereka ditahan. Nurdin, biasa adzan dan dakwah setiap Jumat. Tashadin, biasa memimpin tarawih dan tadarusan selama bulan Puasa. Yohana aktif mengajak teman-temannya dalam pengajian harian.

Mereka umumnya mampu bersyukur karena bisa menjalankan aktivitas keagamaan lebih mendalam selama di penjara, apalagi jika ada kesempatan lomba. "Aktivitas keagamaan yang belakangan saya jalani, membantu saya untuk menerima kenyataan dan membuat perubahan," ujar Tashadin yang pernah mengikuti lomba serupa di LP Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. Cuma waktu itu, dia belum menjadi pemenang.

inu

No comments: