SIAPA yang bergembira ketika Imam Utomo terpilih kembali sebagai Gubernur Jawa Timur pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode? Tentu mereka yang ditugasi untuk menggalang kekuatan selama ini, bahkan mereka mengaku sudah dua tahun lebih bekerja keras supaya Imam kembali duduk sebagai gubernur.
Mereka itu di antaranya adalah Achmad Rubaie dari Fraksi Gabungan yang merasa sukses membawa Imam kembali mempertahankan kursinya. Ketika usai rapat pemilihan ditutup sekitar pukul 12.00, Achmad Rubaie langsung duduk di hadapan sejumlah tim sukses pasangan Imam-Soenarjo untuk menggunduli rambut kepalanya.
"Niat untuk menggunduli rambut kepala saya sudah saya ikrarkan sejak satu minggu sebelum pemilihan. Penggundulan kepala ini adalah ungkapan kegembiraan dan syukur saya telah mampu mengantar pemimpin Jatim lima tahun mendatang," ujar Rubaie yang berasal dari PAN.
Begitu duduk secara bergiliran, anggota tim sukses Imam Utomo seperti Haruna Soemitro, Farid Alfauzi, Buchori (F-PDIP), Masjkur Hasjim (PPP) menggunting rambut hitam Rubaie.
Sementara di belakang mereka telah berdiri menunggu M Ayin (69), tukang cukur puluhan tahun di Jalan Sulawesi, Surabaya yang siap menjalankan tugas memangkas rambut Rubaie. Pengagum Amien Rais ini menanggalkan mahkota Rubaie dengan gunting dan pisau cukur hingga licin.
Setelah kepala Rubaie mengkilap, dengan senyum puas, pembelot keputusan DPW-PAN ini mengungkapkan, apa yang dilakukannya sudah diperhitungkan matang. "Istri dan anak saya tidak keberatan. Ini merupakan simbolisasi saya melepaskan keletihan dan kelelahan," ujarnya memberi makna.
Terkait dengan perbedaan sikapnya dengan keputusan PAN yang mendukung Kahfi-Ridwan, pengagum Amien Rais ini mengaku telah siap dan telah matang memperhitungkan seluruh resiko, termasuk dipecat. "Sikap politik saya jangan dibaca hitam-putih dan linier. Politik harus dibaca secara lain," paparnya mantap sambil menyeka keringat di batok kepalanya. \
MENYUSUL Rubaie yang telah kinclong kepalanya, Haruna lantas duduk di kursi cukur untuk menyerahkan mahkotanya yang berjambul putih untuk ditanggalkan. Tanpa ritual macam-macam, Ayin kemudian memangkas habis rambut kepala Haruna.
Tidak lebih dari 15 menit, rambut kepala Manajer Tim Persebaya ini tanggal. Senyum puas lalu menghiasi wajahnya yang dalam beberapa hari sebelum pemilihan terlihat berbeban berat.
Karena mereka berdua tidak menemukan Farid yang merupakan "trio kwek-kwek" di DPRD Jatim lantaran komentar-komentar mereka, Rubaie dan Haruna lantas menyeret Herly Sulistyo untuk digunduli. Anggota F-PDIP dari Ngawi ini lantas menurut saja karena tampaknya sedang kebingungan mencari ungkapan kegembiraan atas kemenangan besar partainya ini.
Penggundulan rambut kepala ini biasanya memang merupakan ungkapan penistaan karena sikap dan perilaku yang rendah. Karena itu, ketika misalnya seorang tersangka digerebek aparat keamanan, langkah pertama yang dilakukan adalah menggunduli rambut kepala tersangka.
Namun ketika dipadankan dengan pemaknaan umum, Rubaie tidak marah dan bahkan merasa bangga dengan kinclong-nya kepalanya sambil menjelaskan, "Bukan itu makna atau simbol yang terkandung dari penggundulan rambut kepala kami."
"Kami hanya ingin menandai momen bersejarah dalam hidup kami karena telah mengantar pasangan Imam-Soenarjo menjadi Pemimpin Jatim. Kami hanya ingin melepaskan kelelahan dan keletihan setelah sekitar dua tahun bekerja untuk kemenangan ini," papar Rubaie.
Apa pun makna dari penanggalan tiga mahkota wakil rakyat yang mengaku telah bekerja keras untuk Imam-Soenarjo, Herly yang dua bulan terakhir tidak bisa bertemu keluarganya di Ngawi karena dikarantina kebingungan. Masih dalam cengkeraman alat cukur, Herly berujar, "Seumur-umur, baru sekali saya gundul seperti ini. Saya khawatir, ketika pulang ke rumah, istri dan anak saya pangling."
UNGKAPAN perasaan gembira itu sebenarnya sudah tampak meluap pada saat awal ketika pasangan Imam Utomo dan Soenarjo memimpin perolehan suara. Tepuk tangan riuh dan teriakan tanda kepuasan mengiringi pencatatan perolehan suara bagi pasangan yang tidak berasal dari partai politik ini.
Sementara melaju dengan belasan suara dibanding pasangan lawan mereka yaitu Abdul Kahfi Bakri dan Ridwan Hisjam yang diajukan koalisi strategis F-KB dan F-PG yang baru mengumpulkan dua suara.
Tepuk tangan makin keras disertai teriakan mengiringi perolehan suara berikutnya. Kegembiraan dan luapan emosi yang campur aduk memuncak saat pasangan Imam-Soenarjo meraih 51 suara dari 100 suara anggota DPRD Jatim.
Jika semula hanya pendukung yang bersorak kegirangan, ketika mendapati 51 suara, Imam yang sebelumnya sempat ke toilet lantas mengambil sikap untuk berdoa dan bersyukur. Bersamaan dengan doa dan syukurnya itu, para pendukung dan anggota koalisi F-PDIP dan F-Gab lantas melonjak kegirangan.
Untuk beberapa anggota tim sukses Imam-Soenarjo yang merasa telah bekerja keras mengumpulkan dukungan sampai 63 suara, lonjakan kegirangan dirasa tidak cukup. Masih dalam suasana rapat yang dihadiri 100 anggota DPRD Jatim itu, Ali Mudji (F-PDIP) Haruna Soemitro (F-Gab) berangkulan. Tak kuasa menahan kegirangan, mereka menangis haru.
Sebaliknya kubu Kahfi-Ridwan yang hanya mampu mengumpulkan 34 suara terduduk diam. Pahit memang, tetapi mereka sportif, Kahfi dan Ridwan yang duduk bersebelahan dengan Imam dan Soenarjo berdiri menghampiri sang pemenang itu. Mereka bersalaman dan kemudian berangkulan. "Itulah kenyataannya. Sesuatu yang sangat tidak saya duga sebelumnya," ujar Kahfi dengan suara tertahan usai mendapati kekalahannya.
Banyak pelajaran yang diterima dari kubu Kahfi-Ridwan mereka hanya bisa bertanya-tanya, mengapa koalisi strategis yang direstui Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid dan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung itu bisa jebol dengan membelotnya 10 anggota F-KB dan F-PG? Mereka merasa sudah digunduli Imam Utomo dan untuk menjawab semua pertanyaan itu maka tiam F-KB dan F-PG sedang melakukan investigasi.
inu
Monday, February 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment