Monday, February 25, 2008

menangan

TANPA teriakan makian dan hujatan kepada pihak-pihak tertentu yang tidak disukai. Tanpa yel-yel yang sering kali memekakkan telinga karena menggunakan pengeras suara. Tanpa kemacetan jalan yang berarti akibat iring-iringan yang tertib. Pesan yang mereka usung sampai juga ke khalayak ramai. "Ayo Rek, Peduli Yatim!"

Di sepanjang Jalan Basuki Rachmad, Surabaya, sekitar 400 anak yatim usia sekolah dasar dari sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur (Jatim) berbaris rapi. Dengan didahului barisan drumband, ratusan anak yatim yang tergabung dalam Yayasan Himpunan Muslim Penyantun Anak Yatim (Himatul Ayat) berbaris rapi dan berjalan menuju Gedung Negara Grahadi, Selasa (4/3).

"Acara yang kami namai Pawai Bocah Yatim ini dimaksudkan untuk menggugah kepedulian masyarakat. Banyak dari antara kita, khususnya anak-anak, yang terpaksa harus menjadi yatim dan sangat membutuhkan bantuan. Acara ini sekaligus kami gelar untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1424 Hijriah," ujar InÆami, Ketua Pelaksana Pawai Bocah Yatim.

Untuk acara yang pertama kali digelar ini, mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya berhasil mengumpulkan ratusan anak yatim yang tergabung dalam Yayasan Himatul Ayat dari sejumlah kabupaten/kota di Jatim. Selain dari Surabaya, anak yatim yang turut dalam pawai berasal dari Jombang, Nganjuk, Lamongan, Gresik, dan Mojokerto.

Yayasan yang dikelola anak-anak muda ini menaruh kepedulian kepada anak yatim karena dalam situasi di mana anak ditinggal oleh salah satu orangtuanya mereka membutuhkan bimbingan dan bantuan dana. "Yayasan yang kami kelola ini hendak memberikan kontribusi peran bimbingan dan bantuan dari salah satu dari orangtua anak-anak yang telah meninggal dunia," ujar InÆami.

Secara bertahap, program bimbingan dan bantuan Yayasan Himatul Ayat diwujudkan dalam penyelenggaraan Taman Kanak-kanak (TK) Khusus Yatim di Jalan Dukuh Kupang, Surabaya. Anak yatim yang sekolah di TK ini tidak dipungut biaya sama sekali, termasuk fasilitas antar jemput yang disediakan.

"Saat ini sudah terdaftar 12 murid TK Yatim dengan pengajar lulusan sarjana. Hal ini kami lakukan dalam upaya menyediakan pendidikan alternatif. Pendidikan adalah investasi tak ternilai yang akan bermanfaat sepanjang masa," ujar InÆami.

Niatnya, sebagai langkah awal, sarana pendidikan gratis untuk anak yatim ini akan diselenggarakan di 31 kecamatan di Surabaya. "Ini sangat memungkinkan karena menurut survei dan data yang kami kumpulkan, di tiap-tiap kecamatan di Surabaya, setidaknya ada 150 anak yatim. Mereka semua membutuhkan bantuan," katanya.

SEMENTARA sejumlah kegiatan dan hasil kreativitas anak yatim digelar di Taman Gubernur Suryo, Surabaya, sejumlah anak yatim yang berasal dari beberapa kabupaten/kota asyik bercengkerama. Keceriaan terpancar dalam wajah polos dan lugu mereka.

"Senang ikut acara ini. Meskipun capek dan panas, kami tetap senang juga karena bisa kumpul dengan teman-teman lain. Kami bisa main bola bersama-sama," ujar Solahuddin (12), anak yatim yang datang dari Jombang.

Saat ditanya apa harapannya, siswa kelas VI ini berujar, "Saya ingin ayah saya yang sudah meninggal dunia tahu kalau saya cukup mendapat perhatian dari teman-teman dan orang lain yang berbaik hati. Itu saja."

Ditanya apa cita-citanya kelak, Solahuddin yang kulitnya legam karena senang main bola itu mengatakan, "Saya ingin jadi ABRI (maksudnya TNI) karena menangan."

inu

No comments: