Monday, February 25, 2008

kiai

CANDA dan tawa khas kiai Nahdlatul Ulama mewarnai pertemuan Silaturrahim Pengurus Cabang NU se-Jawa Timur di Asrama Haji Sukolilo di Surabaya, Rabu lalu.

Kesan kecewa karena dibujuki (dibohongiùRed) oleh beberapa elite Partai Kebangkitan Bangsa seolah sirna. Akan tetapi, melalui canda tawa itu kritikan, sindiran, dan ungkapan kekecewaan para kiai disampaikan kepada elite PKB yang secara historis dan ideologis sejalan dengan NU, setidaknya ketika Pemilu 1999. Bagi mereka yang peka dan tajam perasaannya, canda dan tawa puluhan kiai itu lebih tajam dari kritik pedas yang disampaikan secara blak-blakan sekalipun.

Sejumlah kiai yang hadir dan diberi kesempatan bicara tidak pernah lupa menyampaikan lelucon yang pesan pokoknya adalah ungkapan rasa kecewa mereka kepada PKB yang dirasakan telah ömengkhianatiö aspirasi mereka.
Hadir dalam pertemuan itu antara lain Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, anggota Dewan Syuro DPP PKB KH Cholil Bisri, Ketua Dewan Syuro DPW PKB Jatim KH Anwar Iskandar, Ketua Rois Syuriah PWNU Jatim KH Masduqi Mahfudz, dan Ketua PWNU Jatim Ali Maschan Moesa.

Yang menjadi sumber bara kekecewaan para kiai yang hadir dalam pertemuan tertutup itu adalah sejumlah proses dan mekanisme partai yang dirasakan telah mengabaikan aspirasi warga nahdliyin. Dalam konteks Jatim, kekecewaan para kiai itu menggumpal terkait dengan munculnya rekomendasi DPP PKB soal calon Gubernur Jatim.

Mekanisme awal yang melibatkan para kiai atas ajakan PKB dalam Tim Sepuluh untuk menjaring calon dan telah menyebut nama untuk direkomendasikan ke DPP PKB ternyata sia-sia. öYang saya ketahui, tidak pernah ada rapat untuk mengambil keputusan rekomendasi DPP PKB yang dipakai bekal fraksi mengajukan Abdul Kahfi. Kami para kiai merasa tidak dipakai. Oleh karena itu, kami tidak bertangung jawab atas keputusan DPP PKB itu,ö ujar Ketua Dewan Syuro DPW PKB KH Anwar Iskandar.

Dalam mekanisme penjaringan dari bawah yang melibatkan para kiai, muncul dua nama utama yang diunggulkan yaitu Imam Utomo dan Saifullah Yusuf. Namun, dalam rekomendasi DPP PKB, dua nama itu ditolak mentah-mentah.

Tanpa melalui mekanisme yang ada, DPP PKB yang dikomandani Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memutuskan untuk merekomendasikan Abdul Kahfi. Para kiai NU merasa telah ditelikung oleh sejumlah politisi PKB terkait keluarnya rekomendasi ini.

MERASA kerap dikecewakan dan tidak diluluskan aspirasinya oleh PKB, dalam pertemuan yang dirancang tertutup tersebut mengemuka wacana dari Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi untuk mengevaluasi hubungan NU dengan PKB. öEvaluasi hubungan ini kami maksudkan untuk menyelamatkan umat. Soal pemimpinnya, mereka sudah mencari posisi masing-masing untuk menyelamatkan diri,ö ujar Hasyim.

Wacana yang sebetulnya sudah cukup lama mengemuka ini disambut antusias oleh Ali Maschan Moesa yang juga kecewa dengan PKB. Kami berniat merumuskan kembali hubungan NU dengan PKB. Secara umum, NU akan mengambil jarak kepada seluruh partai politik, termasuk PKB. Sikap kami adalah risiko yang harus ditanggung PKB karena telah meninggalkan aspirasi publiknya sendiri,ö ungkapnya.

Evalusi hubungan NU dan PKB yang secara historis dan ideologis sulit dipisahkan ini akan dilakukan, 7 Juli 2003 mendatang di Jawa Tengah. Hasilnya akan segera kami sampaikan kepada Anda,ö ujar Hasyim yang tidak dapat memendam kekecewaannya.

Menanggapi rencana evaluasi ini, Saifullah Yusuf dengan sangat terbuka mengatakan, öKami bersyukur mendengar rencana evaluasi itu, meskipun terasa pahit bagi PKB. Dengan ini, PKB harusnya sadar bahwa dia bukan apa-apa tanpa kiai,ö ujarnya usai pertemuan itu.

Imbas dari kedekatan Saifullah dengan para kiai yang sering dilihat beberapa kalangan berseberangan dengan Gus Dur ini, Rabu malam lalu, Saifullah dipecat Gus Dur dari jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal DPP PKB. öPemecatan terkait dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) dan pelanggaran partai,ö ujar Ketua F-KB DPRD Jatim Fahorrasjid, Kamis.

Terkait dengan kekecewaan para kiai atas rekomendasi DPP PKB yang mengemuka dalam pertemuan itu dan terus berkembang sampai saat ini, Fathorrasjid yang disebut-sebut Anwar Iskandar telah membujuki para kiai menganggap wacana itu tidak perlu dikembangkan. Soal keputusan DPP PKB sudah selesai dalam pertemuan di Lirboyo, 2 Juni 2003 lalu di mana para kiai akan mendukung siapa pun calon yang akan ditetapkan DPP PKB, termasuk Kahfi,ö ujarnya.

Apa pun pembelaan dari partai berlambang jagat terikat ini para kiai yang sebetulnya tidak mau terjebak dalam politik praktis sudah terlanjur kecewa. Berada pada posisi sebagai orang yang kecewa dengan keputusan DPP PKB, Saifullah dengan raut muka serius meminta, öSejumlah elit DPP PKB agar sadar, introspeski, dan tahu diri. PKB bukan apa-apa tanpa kiai.

inu

No comments: