DALAM pemilihan gubernur Jatim dan wakilnya belakangan ini sering disebut-sebut singkatan tiga K, karantina, kontemplasi, dan koordinasi. Tiga K ini sering disebut-sebut terkait dengan upaya masing-masing kubu pendukung pasangan calon meraih kemenangan dalam pemilihan 17 Juli 2003.
DENGAN tiga K, baik dari PDI-P maupun PKB hampir tidak memberi kesempatan bagi anggota kubu yang berseberangan itu untuk bertemu. Karena itu ketika pelaksanaan gladi bersih pemilihan di Gedung DPRD Jatim, Selasa pagi, kemarin memberikan peluang pertemuan dua kubu sebagai ajang kangen-kangenan.
Kubu yang saling berseberangan itu adalah pendukung pasangan Imam Utomo-Soenarjo yang dibela habis-habisan oleh koalisi F-PDIP dan F-Gab dengan pasangan Abdul Kahfi-Ridwan Hisjam yang diunggulkan koalisi F-KB dan F-PG.
Dua kubu yang saling mengisolasi diri ini seperti bertemu teman lama saat bersama-sama datang ke Gedung DPRD Jatim untuk menghadiri gladi bersih. Ketua F-KB Fathorrasjid dengan senyum lebar menghampiri dan menyalami anggota F-PDIP yang seperti lama sekali tidak dijumpainya. Kelakar di antara mereka lantas mengiringi langkah mereka masuk ruang rapat paripurna yang akan menjadi saksi pemilihan hari Kamis.
Dalam kesempatan melepas kerinduan itu juga terlontar saling sindir mengomentari kebijakan fraksi masing-masing, termasuk upaya tim sukses memenangkan pasangan calonnya. Ketegangan pikiran menjelang hari H pemilihan lantaran ditunggangi beban berat dari pasangan calon nampak sejenak sirna.
Memang hanya sejenak, karena setelah itu masing-masing kubu pendukung pasangan calon kembali dengan ritual mereka masing-masing untuk mempertahankan suara mereka. Anggota F-PDIP DPRD Jatim misalnya, harus segera naik bus untuk kembali ke Hotel JW Marriot, di Jalan Embong Malang, Surabaya.
"BUKAN karantina, tapi itu upaya kami berkumpul di suatu tempat. Kami berkumpul di suatu tempat yang juga berpindah-pindah untuk koordinasi menghadapi gawe besar pemilihan gubernur," ujar Sekretaris F-PDIP DPRD Jatim Ali Mudji mencoba meluruskan pandangan tentang apa yang dilakukan fraksinya.
"Tidak ada kekhawatiran dan ketakutan dari koalisi kami untuk menghadapi pemilihan. Pertimbangan kami yang paling utama adalah untuk memudahkan koordinasi dan memastikan kehadiran dalam rapat paripurna pemilihan. Kami berjaga-jaga jangan sampai ada anggota kami yang diganggu atau distop di jalan saat ke Gedung DPRD Jatim," ujar Ali Mudji, salah satu motor penggerak F-PDIP.
Menjaga koordinasi dan menghindarkan anggota koalisi F-PDIP dan F-Gab jatuh ke dalam rayuan kubu lawan ini dibenarkan anggota F-PDIP Ismail Saleh Mukadar, salah satu benteng pertahanan pasangan Imam-Soenarjo. "Kami semua akan terus bersama-sama sampai hari H pemilihan untuk menjaga soliditas," ujarnya.
Karantina yang kemudian disebut koordinasi ini dilakukan sejak 31 anggota F-PDIP bertemu dan bersalaman dengan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri di Hotel Shangri-La, Surabaya, Senin lalu. Kemantapan hasil pertemuan dan salaman dengan Megawati ini dijaga dan dipelihara terus hingga hari pemilihan.
Menjaga kemantapan ini, saat datang ke Gedung DPRD Jatim untuk gladi bersih, 31 anggota F-PDIP diantar bus pariwisata. Seperti saat berangkat, ketika pulang pun, anggota fraksi ini berombongan pulang dengan bus. Untuk yang tertinggal karena mengurusi masalah lain, mereka tetap bersama-sama pulang dengan mobil salah satu anggota atau dengan taksi. Ini pemadangan dan menakjubkan yang tidak pernah terjadi sebelumnya di antara anggota DPRD Jatim.
"Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat Jatim dan konstituen kami bahwa kami rukun dan mampu bersatu," papar Ali Mudji yang pulang terakhir karena harus merancang jawaban gugatan judicial review Paguyuban Peduli Rakyat (paper) Pasuruan ke Mahkamah Agung.
F-KB yang berkoalisi dengan F-PG juga lebih memilih kata kontemplasi untuk menghindari kata karantina menjelang pemilihan. Kontemplasi berarti merenung dan berpikir dengan sepenuh perhatian.
"Selain untuk soliditas dukungan suara kepada pasangan yang kami dukung, kontemplasi kami lakukan sekaligus untuk merenung apa saja yang telah kami buat untuk rakyat selama kami menjadi wakil mereka," ungkap Fathorrasjid.
Kontemplasi fraksi yang mengklaim menjadi representasi Nahdlatul Ulama ini dilakukan di apartemen. Mereka tinggal di Apartemen Paragon di Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya dan di apartemen ini digagas juga strategi pasangan Kahfi-Ridwan meraup dukungan suara.
Tidak seperti F-PDIP dan F-KB yang upaya koordinasi atau kontemplasinya mudah diketahui, untuk fraksi pendamping kekuatan F-PDIP maupun F-KB, upaya mereka menyolidkan dukungan suara anggotanya kepada pasangan calon sulit ditebak.
F-Gab menurut Ali Mudji melakukan koordinasi terpisah dengan F-PDIP yang saat ini berkonsentrasi di Hotel JW Marriot. Namun demikian, untuk koordinasi, pertemuan dua fraksi yang unggul secara matematis ini kerap juga dilakukan.
F-PG yang berjumlah 11 anggota dan merupakan pemain lama di era Orde Baru terang-terangan mengaku tidak melakukan karantina, kontemplasi, atau koordinasi. "Kami hanya menetapkan akan berkumpul pada hari H untuk berangkat bersama-sama ke Gedung DPRD Jatim," ujar Ketua F-PG DPRD Jatim Edy Wahyudi.
Dengan demikian sekalipun mereka sudah berikrar untuk berkoalisi, masih ada terbuka peluang lain yang sulit ditebak. Tidak hanya F-PG yang tidak mengisolasikan anggota fraksinya, demikian pula dengan F-Gab masih menyimpan banyak misteri, karena di dalamnya ada anggota fraksi yang berasal dari Partai Amanat Nasional. Selain belum menghitung kekuatan Fraksi TNI/Polri yang belum jelas ke mana arah komando terhadap mereka?
inu
Monday, February 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment