DENGAN suara tertahan dan beberapa kali menelan ludah, Abdul Kahfi Bakri hanya bisa terduduk di kursinya berdampingan dengan Ridwan Hisjam.
Sementara di sebelah kanan tempatnya duduk, Imam Utomo yang berdampingan dengan Soenarjo menundukkan kepala dengan dua tangan menengadah ke langit mengucapkan syukur. Kahfi mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan suara lirih dan terbata-bata serta sesekali menelan ludah, berujar, "Sesuatu yang sangat tidak saya duga sebelumnya. Suara yang kami peroleh tidak signifikan. Mencapai 44 saja tidak!"
Tidak hanya Kahfi yang telah mengeluarkan modal banyak yang tampak kecewa. Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid yang mendorong Kahfi maju bertarung juga tampak kecewa. Melihat hasil koalisi dengan Partai Golongan Karya, Gus Durùpanggilan akrab KH Abdurrahman Wahid-berujar, "Gagasan koalisi itu gombal.
"Mendapati pembelotan 10 anggota koalisi PKB dan Golkar, Ketua DPW PKB Jatim Choirul Anam mengaku "dikadali" Golkar. Karena itu, rencana koalisi dua partai yang sebelumnya saling berseteru ini akan digagasulang dan dievaluasi. "Rencana koalisi dengan Golkar harus dievaluasi," ujar Anam usai mendapati kekalahan.
DENGAN sedikit lebih tenang, kekalahan pasangan Kahfi-Ridwan yang salah satu penyebabnya adalah hilangnya 10 suara koalisi lalu dicarikan penyebabnya. Hari-hari setelah kekalahan lantas diikuti dengan kesibukan masing-masing fraksi dan partai yang berkoalisi mendukung Kahfi-Ridwan untuk melakukan investigasi. Antara lain dilakukan untuk memeriksa dan meminta keterangan 44 anggota DPRD Jatim dari F-KB dan F-PG.
"Melalui mekanisme internal dalam partai, kami akan mencari siapa 10 orang pembelot itu. Meskipun kami yakin fraksi kami solid, kami tetap melakukan investigasi. Kami sedang mengumpulkan fakta-fakta di lapangan," ujar Ketua F-KB DPRD Jatim Fathorrasjid.
Sebagai upaya mencari obat kekecewaan dan menyeka keterpukulan karena kalah dalam pemilihan, F-KB telah memeriksa 20 dari 33 anggota fraksinya. Dari pemeriksaan yang rencananya tuntas Senin ini, DPW PKB Jatim telah menemukan indikasi adanya pembelotan di antara anggotanya sendiri.
Golkar yang semula diposisikan sebagai satu-satunya tertuduh dalam pembelotan itu sedikit lega. Beban berkurang, meskipun upaya untuk menemukan anggotanya yang nyata-nyata telah membelot terus dilakukan. Menurut Ketua F-PG DPRD Jatim Edy Wahyudi, upaya mencari pembelot itu dilakukan Senin ini.
Dalam pembicaraan kedua partai yang berikrar berkoalisi ini, tiga nama pembelot dari partai berlambang beringin tua sudah dicatat. Tiga pembelot itu adalah mereka yang menolak dibaiat untuk hanya memilih pasangan Kahfi-Ridwan pada malam sebelum pemilihan.
Di PKB sendiri, mereka yang ditengarai membelot dari keputusan partai adalah yang lebih dekat dengan kiai dan mengadakan sejumlah pertemuan pribadi dengan Imam Utomo atau tim suksesnya. Jumlah yang membelot dari partai yang identik dengan Gus Dur ini belum dapat diketahui dengan pasti.
"Yang jelas, saya keberatan jika pembelot dari Partai Golkar hanya tiga sementara dari kami tujuh sisanya," ujar Anam.Untuk mengungkap siapa pembelot dalam pemilihan yang dilakukan tertutup itu, baik PKB maupun Golkar mengaku memiliki mekanisme untuk membongkar.
Masing-masing anggota telah diberi bekal mengenai bagaimana memberi tanda silang. "Saat penghitungan surat suara, ada tanda-tanda tertentu yang tidak muncul dari anggota kami. Itu salah satu cara kami mencari siapa pembelotnya," ujar Edy.
MENCARI dan kemudian menemukan penyebab dari perasaan kecewa dan terpukul karena kekalahan tragis memang diyakini dapat sedikit menyeka air mata duka. Tapi yang jelas ini merupakan pelajaran yang menarik untuk kubu Kahfi dan jangan sampai penelusuran para pembelot justru melanggar asas demokrasi.
Yang jelas proses berpolitik ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja, pandangan perlu diarahkan ke depan. Dengan tatapan mata ke depan, tepat jika saat ini konsentrasi dicurahkan untuk menagih janji pasangan Imam-Soenarjo dan mengawasi kinerja kepemimpinannya.
Dalam visi dan misi yang disampaikan ke anggota DPRD Jatim, pasangan Imam-Soenarjo berikrar untuk melanjutkan arah kebijakan dan sembilan program prioritas termasuk lima proyek strategis yang bersifat pengungkit: Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), Jalan Lintas Selatan Jatim, Pasar Induk Agrobisnis, Jalan Tol Surabaya- Mojokerto, dan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan.
Janji konkret yang diucapkan Imam-Soenarjo adalah mewujudkan program wajib belajar sembilan tahun melalui minimalisasi biaya pendidikan bagi masyarakat miskin dan kurang mampu. Pasangan yang saat ini dibuai kemenangan pernah berjanji akan menghapuskan sumbangan pendukung pendidikan (SPP). Untuk ini, Imam-Soenarjo membutuhkan dana Rp 1,2 triliun yang didapat dari pusat dan seluruh kabupaten/kota.
Selain itu Imam-Soenarjo juga menebar janji untuk mengentaskan kemiskinan. Jika selama kepemimpinan mereka masyarakat Jatim yang kini berjumlah sekitar 36 juta jiwa bertambah miskin, janji manis mereka patut ditagih. Mereka juga berjanji untuk membuka lapangan kerja guna menyerap penganggur di Jatim yang berjumlah lebih dari satu juta penduduk usia produktif.
Masih banyak janji manis pasangan Imam-Soenarjo yang ketika didengarkan mampu membuai. Ke depan, dengan terlebih dahulu legowo menerima keterpilihan mereka, tepat kalau mulai sekarang janji manis mereka diinventarisir ulang.
Sebagai ungkapan pertangungjawaban kepada rakyat yang telah menyerahkan hak pilihnya kepada anggota DPRD Jatim, menagih janji manis pasangan Imam-Soenarjo adalah langkah ke depan yang harus segera disampaikan. Mudah-mudahan, janji manis pasangan Imam-Soenarjo masih tercatat oleh anggota DPRD Jatim untuk kemudian dapat ditagih realisasinya.
inu
Monday, February 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment